Google Ads

Rabu, 28 September 2011

PUISI BARU

“ DISTIKON ”
< GAGAL >
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
< MATA >
Mata mana yang ragu menangkapnya
Menjadi nyala yang menari
Atau tak mampu, tak bisa mengenyah ragu
Serupa bisu
Awan. Awankah yang terus membawa kesedihan
Di bulir-bulir hujan yang serupa airmatamu
Atau airmataku kah yang telah menjemput rindu
Di jejak-jejak yang pernah kautinggalkan di hidupku?
Maka hatiku yang sudah menulis namamu
Di lembar-lembar buku harian (yang kutulis setiap malam)
Atau wajahmu kah yang selalu kulihat di setiap
Keraguan mata (bahkan di bola mataku sendiri).



“ TERZINA ”

Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane












“ QUATRAIN “

Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)







“ Quint “
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)




“ Sextet ”
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)










“ Septima “
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)









“ Octav ”
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)







“ SONETA “
Gita Gembala
(Muh. Yamin)
Lemah gemulai lembut derana
Bertiuplah angin sepantun ribut
Menuju gunung arah ke sana
Membawa awan bercampur kabut
Dahan bergoyang sambut menyambut
Menjatuhkan embun jernih warnanya
Menimpa bumi beruap dan lembut
Sebagai benda tiada berguna
Jauh di sana diliputi awan
Terdengar olehku bunyi nan rawan
Seperti permata di dada perawan
Alangkah berahi rasanya jantung
Mendengarkan bunyi suara kelintung
Melagukan gembala membawa untung















KUMPULAN-KUMPULAN
PUISI BARU








DI SUSUN OLEH :
Nama : MARIO PUTRA MAHKOTA
Kelas : XI, IPA
No. Absen : 8 ( delapan )


SMA PGRI KUWU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012


0 komentar: