Google Ads

Kamis, 07 Juli 2011

ilmu pendidikan Anak (pedagogik) sangat penting zaman ini

ilmu pendidikan Anak (pedagogik) sangat penting zaman ini

PENDAHULUAN

A. Pengertian Ilmu
Definisi Ilmu, secara etimologis istilah ilmu berasal dari kata alama (bahasa Arab) yang berarti tahu, george Thomas White Patrick dalam bukunya ”Introduction to Philisophy” menyatakan behwa dalam bahasa Latin dikenal pula kata scio, scire (sebagai asal kata science) yang juga berarti pengetahuan (H.endang Syafuddin Anshari, 1983:47). Ada berbagai jenis pengetahuan, berbagai jenis pengetahuan, berbagai jenis pengetahuan itu antara lain diklasifikasikan orang menjadi : revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical knowledge, dan authoritative knowledge (G.F. Kneller, 1971-217).
Syarat-syarat (Kriteria) Ilmu. Terdapat tiga syaraf pokok yang harus dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu yang otonom. Ketiga syarat yang dimaksud yaitu :
1. Memiliki objek studi (objek formal) tersendiri yang menyebabkannnya dari objek studi disiplin ilmu yang lainnya.
2. Metodis, yaitu menggunakan metode (metode penelitian penelitian ilmiah) tertentu yang tepat dalam rangka mempelajari objek studinya.
3. Sistematis, artinya bahwa hasil studinya merupakan kesatuan pengetahuan mengenai objek studinya yang tersusun saling berhubungan secara terpandu.
Status Keilmuan Pedagogik
Diantara para ilmuan telah banyak yang menyatakan behwa pedagogik berstatus sebagai suatu ilmu yang otonom. Menurut banyak ahli, pandangan ilmiah tentang gejala pendidikan itu (pedagogik) merupakan ilmu tersendiri, sejajar dengan ilmu-ilmu tentang humanisme (science humaines atau human sciences) seperti ekonomi, hukum, sosilogi, dsb. (Driyakara (1980:60). Mari kita kaji pendapat di atas dengan mengacu kepada tiga persyaratan (kriteria) keilmuan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, yaitu berkenaan dengan objek studinya, metode studinya, dan sifat sistematis dari hasil studinya.

1.objek studi pedagogik
Dapat dirumuskan bahwa objek studi ilmu meliputi bebagai hal sebatas yang dapat dialami manusia.Objek studi ilmu dibedakan menjadi:
1.objek material adalah sesuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud materinya, objek formal
2.objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek maaterial yang dipelajari oleh suatu ilmu.
Setiap disiplin ilmu memiliki objek material dan objek formal tertentu.Beberapa disiplin ilmu mungkin memiliki objek material yang berbeda,tetapi mungkin pula mempunyai objek material yang sama.namun demikian,sebagai ilmu yang otonom setiap ilmu harus mempunyai objek formal yang spesifik dan berbeda dapipada objek formal ilmu yang lainnya.
2.metode studi (penelitian)
Semua disiplin ilmu dalam mempelajari objek studi tentu menggunakan metode ilmiah,demikian pula pedagogik.
Dalam rangka operasinya,metode ilmiah dijabarkan kedalam metode penilitian ilmiah.Adapun metode ilmiah tersebut dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
(1) metode penelitian kualitatif
(2) metode penelitian kuantitatif
yang tergolong metode penelitian kualitatif antara lain metode fenomenologi,heurmatika,dan etnometologi,sedangkan yang tergolong metode penelitian kuantitaif antara lain metode eksperimen,metode kuasi,eksperimen,metode korelasional

ILMU PENDIDIKAN

A. Pengantar
Bagaimana menguji Validasi ilmu pendidikan, bila prosedur pengujian Validasi yang sering digunakan disiplin ilmu sulit diaplikasikan pada pendidikan. Prosedur ilmiah memberi informasi mengenai dunia empiris yang di validasi dengan cara diterima/ditolak bila sesuai atau tidak sesuai dengan fakta empiris. Sedangkan ilmu pendidikan tidak memberikan penjelasan tentang apa yang harus menunjukan argumentative dan konsisten. Oleh karena itu, ilmu pendidikan yang tidak mengandung unsur sebagaimana disiplin ilmu, bukan berarti ilmu pendidikan tidak ilmiah, melainkan termasuk kategori lain, yaitu sebagai ilmu praktis.
B. Struktur Disiplin Ilmu
Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang tidak ilmiah, bila hanya di dasarkan pada: (a) hasil validasi yang lemah andaikata ilmu pendidikan diuji melalui porosedur ilmiah yang biasa digunakan berbagai disiplin ilmu, (b)penilaian banyak pihak terhadap realitas pelaksanaan pendidikan yang menunjukan kondisi belum menggembiraan khalayak di Indonesia, dan (c) bermunculan praksis pendidikan yang menggunakan pendekatan baru, terutama pendekatan keagamaan/ kerohanian, teknologi dan kombinasi psikologi dengan biologi.
Pada umumnya disiplin ilmu merumuskan kesimpulan generalis dari fakta empiris. Kondisi awal (bahan mentah) dari fenomena alam diasumsikan meimilki pola pragmentaris, seragam,dan universal. Sehingga disiplin ilmu bersifat deskripsi dan eksplanasi.
Disiplin ilmu mendeskripsikan dan mengeksplenasikan seperti apa ala mini melalui prosedur ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Prosedur ilmiah berusaha mengetahui hokum alam yang berlaku bagi benda- benda , peristiwa ,dan situasi. Validasi prosedur ilmiah memandang penjelasan yang memadai tentang apa yang terjadi di dunia ini, sehingga dapat dipahami mengapa dan bagaimana sesuatu itu menjadi apa adanya.
Usaha memahami hal tersebut, sebagai hasrat manusia membuka rahasia alam semesta masa lalu dan kini dalam hubungannya dengan masa yang akan datang. Terutama dalam rangka upaya memprediksi , mengendalikan. Mengontrol . sehingga dari alam itu diperoleh manfaat yang besar.
C. Struktur Ilmu Pendidikan
Namun demikian, ilmu pendidikan berada pada rumpun yang berbeda daripada disiplin ilmu. Sehingga prosedur disiplin ilmu tidak dapat digunakan sebagai alat uji validasi ilmu pendidikan. Artinya, dapat disimpulkan bahwa eksistensi ilmu pendidikan berada di luar rumpun disiplin ilmu. Begitu puila alat uji pun tidak boleh digunakan alat uji prosedur disiplin ilmu, tetapi harus dengan prosedur yang dimilikinya sendiri.
oleh karena itu, harus disadari bahwa eksistensi disiplin ilmu ternyata di dampingi oleh kehadiran ilmu pendidikan. Sehingga dengan peduli terhadap kedua rumpun ilmu tersebut akan memahami dan mengenali persamaan dan perbedaannya.
Ketika itu dalam mempersiapkan ketenagakerjaan, sistem pendidikan Tinggi di Indonesia di bedakan atas dua jenis kelompok profesi kependidikan , peraturan tersebut tertuang dalam keputusan Mendikbud RI Nomor :0124/U/1979
Terbitnya keputusan tersebut antara lain didasarkan atas pertimbangan usaha meningkatkan mutu pendidikan, perlu di tingkatkan lebih dahulu kemampuan tenaga pengajar dan perlu di berikan rangsangan dan penghargaan yang memadai kepada tenaga kependidikan pada semua tingkatan.
Ilmu pendidikan bukan mencoba menjelaskan fenomena alam, melainkan merekomendasikan apa yang harus dilaksanakan dalam praksis pendidikan. Artinya, ilmu pendidikan memilki prosedur sendiri untuk memvalidasi. Keilmiahannya dan terlepas dari prosedur disiplin ilmu. Validasi ilmu pendidikan terletak / tergantunbng pada ada/ tidaknya cukup bukti rumusan berbagai rekomendasi bagi praksis pendidikan. Sehingga ilmu pendidikan merupakan rumpun ilmu praksis (Practical)
Ilmu pendidikan merumuskan kesimpulan dalam bentuk perskripsi. Prosedur ilmu pendidikan diawali dengan anggapan bahwa suatu keadaan itu seharusnya demikian atau mengandung maksud. Tujuan tertentu. Kemudian merumuskan rekomendasi dalam bentuk pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Berupa kesimpulan pedoman yang layak dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya Moore T.W (1977) menggambarkan model penjelasan ilmu pendidikan dengan sebuah bangunan yang lantai bawahnya di huni ilmu pendidikan, dan lantai dasar berlangsung berbagai jenis kegiatan pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai lembaga yang membaha /mendiskusikan jenis isu pendidikan pada posisi sosial/politik yang berbeda. Dilembaga ini pula tempat konsultasi berbagai rumusan rekomendasi dab prinsip –prinsip pendidikan yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikanm seperti dari psikologi, sosiologi, dan ekonomi.
Ilmu pendidikan sebagai lembaga yang melaksanakan penelitian, pengujian dan validasi . penjelasan konsep- konsep. Ilmu pendidikan membimbing”mereka” yang terlibat didalam kegiatan pendidikan, di sekolah, dan tempat lain. Ilmu pendidikan merelomendasikan perskripsi bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
Sedangkan pada lantai dasar diisi dengan berbagai jenis kegiatan pendidikan seperti di ruang kelas berlangsung proses belajar mengajar, demontrasi dan lain- lain.

D. Kedudukan Ilmu pendidikan di Indonesia
Bertolak dari uraian diatas, dapat dengan mudah merekontruksi/ memformat ilmu pendidikan yang berkembang di Indonesia, diantaranya dengan menempatkan versi Anglo Saxon di lantai paling dasar versi kegiatan pendidikan di Indonesia sesuai dengan sosio-politik dan kulturnya,
Versi Anglo-Saxon dkenal dengan sebutan Filsafat pendidikan. Diantara pengembangnya adalah John Locke,D.Hume dan John Dewey. Pada umumnya bertolak dari asumsi liberalisme ,dan utilitarianisme. Tiap individu di yakini memilki kemauan yang bebas . manusia memilki peluang yang terbuka untuk menggapai kebahagiaan setinggi- tingginya . manusia mampu mengatasi permasalahan berdasarkana pengalamannya.
Inti substansi berupa asumsi untuk pembentukan kepribadian , pengembangan kecerdasan dan pemantapan emosi. Asumsi tersebut telah di jadikan objek kajian dari berbagai disiplin ilmu. Terutama Psikologi, Sosiologi dan Ekonomi(baca:Managemen). Hasil kajian ilmiahnya itu kemudian diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan sebagaimana yang dikenal dengan Psikologi Pendidikan, Sosiologi Pendidikan, dan Administrasi Pendidikan.
Melalui Psikologi Pendidikan diantaranya diperoleh pedoman / penjelasan tentang (a) teori belajar berdasarkan fase tugas perkembangan manusia,.(b) model bantuan untuk mengembangkan kepribadian seseorang, (c) model lingkungan pendidikan yang kondusif bagi individu.
Sosiologi Pendidikan antara lain dapat membantu hal- hal yang berhubungan dengan(A) pedoman interaksi, komunikasi dan Message dalam proses pendidikan, (b) pedoman yang berinteraksi dengan simbol –simbol atau media pendidikan,.dan(c) pedoan tentang bagaimana masyarakat menyelenggarakan pendidikan.
Sedangkan Administrasi pendidikan diantaranya dapat membantu hal – hal yang berkaitan dengan: (a) pedoman penataan strategi belajar,(b) pedoman penataan sarana/ prasarana , tenaga , dan biaya pendidikan, (c) pedoman pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan.
Asumsi – asumsi tersebut bahkan telah dijadikan obyek kajian ilmu dengan cara di kombinasikan. Kombinasi Biologi dan Psikologi melahirkan Sex Education,kombinasi Psikologi dan Ekonomi melahirkan System dan instrctional Systems.
Versi Kontinental dikenal dengan sebutan Pedagogik diantara pengembangannya adalah M.J Lavengeld. Pada umumnya bertolak dari asumsi eksistensialisme dan fenomenologisme. Tiap manusia harus mengkombinasikan pengamatan dan perenungan agar menghasilkan penghayatan. Penghayatan manusia di yakini dapat membantu menemukan hakekat sesuatu.
Inti substansi berupa petunjuk ke arah yang tepat bagi haluan pendidikan dan pedoman praktis tentang pelaksanaan pendidikan. Teritama model pendidikan yang tepat dalam mencapai tujuannya serta jenis – jenis upaya untuk mengatasi problematikan pendidikan
Hasil kajian pedagogik antara lain telah melahirkan (a) pedagodik Teoritis seperti Sejarah Pendidikan dan Pedagogik Sistematis,(b) Pedagogik Praktis seperti Didaktik dan metodik.
Akhirnya, tentang kegiatan pendidikan atau praksis pendidikan sebagai lantai dasar. Dalam sosio – politik dan kultur Indonesia pelaksanaan pendidikan dokategorikan pada lembaga pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Bila kenyataan itu si hargai, maka lembaga penyedia (Supply) permintaan (demand) sebagaimana terorganisasi pada lembaga pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat . sehingga lembaga penyedia tenaga (Supplier) pun terdiri atas a) Fakultas Ilmu Pendidikan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja yang berkaitan dengan pendidikan keluarga dan anak usia dini/ pendidikan dasar,(b) Fakultas Keguruan untuk memenuhi permintaan tenaga guru dalam segala jeni sbidang studi serta teknisinya dan(c) fakultas Pengembangan masyarakat (Community Developlemnt ) untuk memenuhi permintaan tenaga pengembang masyarakat seperti pekerja sosial,animasi sosial,enabler,catalyst, hidden, persuasif, koordinator, fasilitator dan lain- lain.

E. Karakteristik Ilmu Pendidikan

Untuk menciptakan proses pendidikan antara lain dengan cara melaksanakan (a)transmisi pengetahuan /transformasi budaya,(b) pembentukan pribadi,(c) persiapan tenaga kerja,(d) penyesuaian diri di masa yang akan datang (e) pembangunan manusia seutuhnya,(f) usaha terus menerus sepanjang hayat.
Kesemuanya itu, guna mewujudkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan berbeda –beda dan tujuan pendidikan nasional kita memiliki hirarki dari tujuan umum, tujuan institutional, tujauan kurikuler, sampai ke objectives (TIU dan TIK). Sudah barang tentu, tujuam pendidikan akan tercapai setelah mengalami proses pendidikan maupun terdidik untuk menciptakansituasi normatif guna membangun kedewasaan. Selama proses pendidikan, melibatkan unsur terkait seperti unsur terdidik , pendidik, interaksi/ pergaulan,tujuan/ kedewasaan, isi/ materi, alat/ metode. Dan lingkungan pendidikan.
Ciri- ciri situasi pendidikan tersebut mngandung unsur – unsur pendidikan yang meliputi anak didik, orang dewasa, kasih sayang dan kepercayaan, kewibaan, pergaulan, tanggung jawab, dan tujuan pendidikan. Anak didik adalah manusia ”kecil” yang masih berkembang struktur dan kepribadiannya, pandangan hidup dan cara berpikirnya serta tanggungjawabnya. Orang dewasa ialah manusia yang perilakunya secara konsisten dan bertanggungjawab dapat melaksanakan norma atau moral yang baik.

0 komentar: